Rakerda II FKSPN Kota Semarang Membahas Perlindungan Terhadap Buruh Perempuan

Semarang (22/12/2022), Rapat Kerja Daerah II Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional Kota Semarang dilaksanakan bersamaan dengan peringatan hari ibu tanggal 22 Desember 2022 di Hotel Siliwangi Semarang.

Rakerda II FKSPN Kota Semarang adalah rapat tahunan yang mengagendakan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja kepengurusan DPD FKSPN Kota Semarang tahun 2021 – 2022 dan menyusun program kerja untuk tahun 2022 – 2023, serta membahas isu-isu yang berkembang.

Kegiatan ini dihadiri oleh Pengurus DPD FKSPN Kota Semarang dan delegasi dari pengurus tingkat unit kerja di perusahaan yaitu PUK KSPN se Kota Semarang.

Rakerda II FKSPN Kota Semarang Bertepatan Dengan Peringatan Hari Ibu

Ratusan delegasi yang hadir dalam Rakerda II FKSPN Kota Semarang ini didominasi oleh pengurus perempuan PUK KSPN se Kota Semarang, karena bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu.

Dalam rangka memperingati Hari Ibu, buruh perempuan menyampaikan harapan agar kesejahteraan mereka ditingkatkan dan perlindungan terhadap hak dasar buruh perempuan juga menjadi perhatian bagi pemerintah dan pengusaha.

Wakil Ketua Bidang Perempuan DPD FKSPN Kota Semarang, Yartatik menginisiasi acara RAKERDA II FKSPN Kota Semarang untuk memberi apresiasi dan mendorong perlindungan yang lebih baik bagi buruh perempuan. Hari ibu dirasa menjadi momen penting untuk mengingatkan kembali betapa perempuan seringkali menjalani pekerjaan berlipat ganda, harus menjadi tulang punggung rumah tangga dan menjadi pelayan di rumah untuk keluarganya.

Yartatik menyatakan,” Hak dasar bagi buruh perempuan harus dapat terlindungi, dan jangan sampai terjadi kekerasan terhadap buruh perempuan baik ditempat kerja maupun diluar tempat kerja. Kami menyayangkan, masih adanya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan, yang berdampak kurang baik terhadap masa depan kaum perempuan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya,” kata Yartatik.

“Dibutuhkan peran dari banyak pihak untuk menghentikan kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk di dalamnya pelecehan seksual yang terus mengalami perkembangan. Perlu peran aktif dari semua pihak dalam memberikan perlindungan terhadap reproduksi, kekerasan berbasis gender terhadap perempuan, kekerasan seksual via media dan internet dan utamanya di tempat kerja,” lanjut Yartatik.

Rancangan Program Kerja DPD FKSPN Di Tahun Mendatang

Wakil Ketua Bidang Pendidikan DPD FKSPN Kota Semarang, Anik Aryani menambahkan terkait rancangan program kerja DPD FKSPN Kota Semarang yang didorong untuk meningkatkan kapasitas bagi pengurus dan anggota perempuan.

“Kami mempersiapkan program kerja tahun 2022 – 2023 untuk peran perempuan agar lebih aktif dalam ikut serta mengambil keputusan dalam organisasi, pendidikan dan pelatihan sebagai upaya peningkatan sumberdaya bagi pengurus dan anggota perempuan sebagai upaya konkrit dalam mempersiapkan generasi yang mampu memperjuangkan hak-hak dasar buruh perempuan,” jelas Anik Ariyani.

Wakil Ketua Bidang Pendidikan yang terkenal sebagai aktivis buruh perempuan di kota Semarang ini juga bercerita tentang perjuangannya bersama aktivis-aktivis perempuan lainnya di dalam mendorong adanya sebuah perlindungan dari kekerasan seksual. Termasuk beberapa kali terlibat dalam menyikapi dengan adanya RUU PKS yang menjadi isu Nasional.

Ketua DPD FKSPN Kota Semarang Mengingatkan Pentingnya Peran Perempuan Dalam Berbagai Hal

Sejalan dengan isu perempuan, Ketua DPD FKSPN Kota Semarang, Heru Budi Utoyo, menyampaikan dalam sambutannya tentang Rakerda II FKSPN Kota Semarang ini juga sebagai momentum peringatan hari ibu untuk mengingatkan tentang pentingnya peran perempuan dalam berbagai hal.

“Sebagai contoh bagaimana perempuan itu mampu menciptakan ekonomi keluarga yang kuat, karena ekonomi negara tidak akan tangguh tanpa penguatan ekonomi keluarga sebagai pondasi, dan salah satu contoh inilah sebagian besar perempuan telah mendedikasikan dirinya untuk kepentingan keluarga dan generasi penerus,” jelas Heru Budi Utoyo.

“Perempuan dalam sektor politik juga menunjukkan perubahan-perubahan progresif ketika perempuan hadir memimpin dan mengambil keputusan berdasarkan pengalaman-pengalaman konkrit perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perjuangan terhadap hak buruh perempuan sudah tidak perlu diragukan lagi, bahwa perempuan adalah garda penting dalam mengawal dan memperjuangkan kepentingannya agar dapat terlindungi oleh Negara.” Jelas Heru.

Dalam Peringatan Hari Ibu ini, tantangan menuju kehidupan sejahtera dan adil gender masih menjadi kerja panjang didepan yang membutuhkan stamina dan optimisme besar untuk mewujudkannya. Berbagai pekerjaan rumah di depan mata masih menjadi aral terjal perempuan, bagaimana memastikan perempuan bebas dari kekerasan berbasis gender baik di keluarga maupun di ranah publik.

Saat ini perempuan juga masih diperhadapkan pada problem kemiskinan yang diakibatkan pembangunan yang timpang gender, sehingga perempuan dan anak perempuan masih memperoleh hambatan pemenuhan hak atas kesehatan, edukasi, kerja yang layak, dan mengakses keadilan. Hal lainnya adalah berbagai kebijakan baik di pusat sampai daerah yang masih mendiskriminasikan perempuan untuk memperoleh kehidupan yang berkualitas dan setara.

Setiap perempuan dapat menjadi Ibu, tetapi perempuan juga memiliki keputusan untuk mengambil peran-peran yang berbeda dalam lini juang mereka untuk berkontribusi sebagai bagian memperkuat bangsa dan negara ini. Dengan terus berjuang dalam gerakan buruh perempuan untuk merealisasikan harapan akan kehidupan yang setara tanpa diskriminasi.